Bangkalan, 11 Oktober 2024 – SD Muhammadiyah 1 Bangkalan kembali menggelar kegiatan Kegiatan Tengah Semester (KTS) bagi siswa-siswi kelas 6. Dengan tema "Petualangan di Dunia Pabrik", kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang menarik, namun juga memperkenalkan siswa pada teknologi industri dan warisan sejarah. Acara ini dilaksanakan di dua lokasi utama, yaitu PT Amerta Indah Otsuka dan Masjid Merah Pandaan.
Mengunjungi PT Amerta Indah Otsuka untuk memahami Proses Produksi Modern. Kegiatan dimulai pada pukul 05.00 WIB, saat rombongan siswa dan guru pendamping berangkat dari SD Muhammadiyah 1 Bangkalan menuju PT Amerta Indah Otsuka, Pasuruan. Pabrik yang dikenal sebagai produsen Pocari Sweat dan SOYJOY ini membuka pintunya bagi para siswa untuk memberikan gambaran langsung mengenai proses produksi mereka.
Setibanya di pabrik pada pukul 08.30 WIB, siswa disambut dengan penjelasan menyeluruh tentang standar tinggi yang diterapkan oleh PT Amerta Indah Otsuka dalam menjaga kualitas produk. Dari pemilihan bahan baku hingga distribusi produk, semua tahapan dijelaskan secara detail oleh tim pabrik. Siswa juga diperkenalkan pada teknologi canggih yang digunakan, seperti sistem otomasi dan proses sterilisasi, yang menjamin kualitas dan keamanan produk hingga sampai ke tangan konsumen.
"Kami sangat senang dapat memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk melihat langsung proses yang kami lakukan di sini," ungkap salah satu perwakilan dari PT Amerta Indah Otsuka. "Melalui kunjungan ini, kami berharap mereka bisa memahami betapa pentingnya menjaga standar kesehatan dan inovasi dalam setiap tahapan produksi."
Selain itu, siswa diajak berdiskusi mengenai inovasi berkelanjutan yang dilakukan oleh perusahaan, terutama dalam hal kesehatan masyarakat. PT Amerta Indah Otsuka telah lama berkomitmen untuk terus berinovasi, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas produk, tetapi juga untuk mendukung gaya hidup sehat di Indonesia. Kunjungan ini memperkaya wawasan siswa tentang pentingnya peran industri dalam mendukung kesehatan masyarakat.
Menjelajahi Warisan Budaya di Masjid Merah Pandaan. Setelah mengeksplorasi dunia industri, siswa melanjutkan perjalanan ke Masjid Merah Pandaan, sebuah situs bersejarah di Jawa Timur yang telah berdiri sejak abad ke-19. Masjid ini menjadi destinasi wisata religi sekaligus simbol peradaban Islam di wilayah Pasuruan. Keunikan masjid ini terletak pada arsitektur tradisionalnya, dengan dominasi bata merah yang kokoh dan indah.
Rombongan tiba di Masjid Merah tepat waktu untuk melaksanakan shalat dhuhur dan dilanjutkan dengan shalat Jumat. Usai melaksanakan ibadah, siswa mendapatkan penjelasan dari pengurus masjid mengenai sejarah panjang Masjid Merah dan perannya dalam penyebaran Islam di Jawa Timur.
"Masjid Merah Pandaan bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga merupakan saksi bisu dari sejarah penyebaran Islam di wilayah ini. Arsitekturnya yang unik menjadi bukti kuat akan kekayaan budaya dan warisan sejarah kita," ujar takmir Masjid Merah.
Siswa juga belajar tentang pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah sebagai bentuk apresiasi terhadap identitas bangsa. Masjid ini, yang masih digunakan hingga saat ini, tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan bagi masyarakat setempat. Tak hanya itu, masjid ini telah menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer di kawasan Pandaan, menarik minat wisatawan lokal maupun luar daerah.
Pendidikan Karakter dan Pengetahuan Praktis. Kegiatan KTS ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada dunia industri dan sejarah, tetapi juga untuk mengembangkan pendidikan karakter. Melalui kegiatan kunjungan ke pabrik, siswa diajarkan nilai-nilai penting seperti kerja keras, inovasi, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Sedangkan, melalui kunjungan ke Masjid Merah, mereka belajar mengenai pentingnya menjaga nilai-nilai sejarah dan toleransi antar umat beragama.
Pengalaman Berharga bagi Siswa. Guru-guru yang mendampingi, di antaranya Ibu Sofi Koesminarsih, Ibu Fatiah, Ibu Rika Wandira, Ibu Farohatul Fitriyah, Bapak Anton Wahyudi, dan Bapak Mohammad Syaiful Bahri, mengapresiasi antusiasme siswa selama kegiatan berlangsung. "Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan siswa. Selain memberikan pengalaman nyata tentang industri dan sejarah, mereka juga belajar bagaimana menerapkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan sehari-hari," ujar salah satu guru pendamping.
Penulis : Sofi Koesminarsih